Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Nutrition pada tahun 2017 menunjukkan bahwa konsumsi minyak zaitun memiliki kaitan langsung dengan penurunan berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. Studi tersebut mengungkapkan bahwa minyak zaitun lebih efektif dalam membantu penurunan berat badan dibandingkan dengan jenis lemak lainnya.
Lebih lanjut, penelitian yang dipublikasikan oleh British Journal of Nutrition yang dilansir dalam artikel Diet dengan Minyak Zaitun menemukan bahwa pria obesitas yang mengonsumsi lemak tak jenuh tunggal dari minyak zaitun mengalami penurunan berat badan, meskipun total kalori dan lemak yang dikonsumsi setiap harinya tetap sama. Ini menunjukkan bahwa kualitas lemak lebih penting daripada kuantitasnya dalam proses penurunan berat badan.
Salah satu pola diet yang paling terkenal dalam menggunakan minyak zaitun sebagai sumber utama lemak adalah diet Mediterania. Diet ini menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kentang, dan kacang-kacangan, dengan minyak zaitun sebagai komponen utama dalam asupan lemak. Meskipun diet ini juga memasukkan ikan sebagai sumber protein, minyak zaitun tetap menjadi fondasi utama dalam pola makan sehat ini.
Diet Mediterania terkenal dengan kemampuannya untuk menjaga berat badan yang sehat serta menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Penelitian juga menunjukkan bahwa diet ini efektif dalam membantu orang mempertahankan berat badan ideal dalam jangka panjang.
Selain kandungan lemak tak jenuh tunggal, minyak zaitun juga mengandung MCT (Medium-Chain Triglycerides) atau trigliserida rantai menengah. Menurut penelitian yang dilansir oleh Healthline, MCT adalah jenis lemak yang lebih mudah dipecah oleh tubuh dan diubah menjadi energi daripada lemak rantai panjang. Karena MCT dapat langsung diserap oleh hati, lemak ini cenderung digunakan sebagai sumber energi instan dan tidak menumpuk sebagai lemak tubuh.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa MCT dapat meningkatkan pembakaran kalori dan lemak, serta memicu produksi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga membantu dalam pengendalian berat badan.
Lebih lanjut, penelitian yang dipublikasikan oleh British Journal of Nutrition yang dilansir dalam artikel Diet dengan Minyak Zaitun menemukan bahwa pria obesitas yang mengonsumsi lemak tak jenuh tunggal dari minyak zaitun mengalami penurunan berat badan, meskipun total kalori dan lemak yang dikonsumsi setiap harinya tetap sama. Ini menunjukkan bahwa kualitas lemak lebih penting daripada kuantitasnya dalam proses penurunan berat badan.
Salah satu pola diet yang paling terkenal dalam menggunakan minyak zaitun sebagai sumber utama lemak adalah diet Mediterania. Diet ini menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kentang, dan kacang-kacangan, dengan minyak zaitun sebagai komponen utama dalam asupan lemak. Meskipun diet ini juga memasukkan ikan sebagai sumber protein, minyak zaitun tetap menjadi fondasi utama dalam pola makan sehat ini.
Diet Mediterania terkenal dengan kemampuannya untuk menjaga berat badan yang sehat serta menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Penelitian juga menunjukkan bahwa diet ini efektif dalam membantu orang mempertahankan berat badan ideal dalam jangka panjang.
Selain kandungan lemak tak jenuh tunggal, minyak zaitun juga mengandung MCT (Medium-Chain Triglycerides) atau trigliserida rantai menengah. Menurut penelitian yang dilansir oleh Healthline, MCT adalah jenis lemak yang lebih mudah dipecah oleh tubuh dan diubah menjadi energi daripada lemak rantai panjang. Karena MCT dapat langsung diserap oleh hati, lemak ini cenderung digunakan sebagai sumber energi instan dan tidak menumpuk sebagai lemak tubuh.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa MCT dapat meningkatkan pembakaran kalori dan lemak, serta memicu produksi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga membantu dalam pengendalian berat badan.